Tingkatkan Bargaining Power Wisata Pulau Merah


Wujud Tanggungjawab Sosial PT IMN Melalui Program CSR-nya

“Bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan” ( Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ) 

Menyadari amanah UU No. 40 Tahun 2007 tersebut, saat melakukan eksplorasi di area tambang emas gunung Tumpangpitu Pesanggaran Banyuwangi Jawa Timur pada tahun 2007, maka sejak 2008 lalu PT Indo Multi Niaga (IMN) langsung menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya. Telah banyak kegiatan yang dilakukan IMN sebagai wujud penerapan tanggungjawab sosial perusahaannya.

Apalagi PT IMN merasa bahwa CSR tersebut bukanlah sebagai sebuah beban, melainkan sudah menjadi kebutuhan yang harus diwujudkannya. Sehingga IMN terus berkomitmen untuk selalu dapat memberikan manfaat nyata dan berkontribusi bagi pembangunan di Kabupaten Banyuwangi.Program CSR IMN

Dengan empat pilar program CSR sebagai fokus utamanya, yakni mulai dari pengembangan hubungan masyarakat, pengembangan ekonomi, pembangunan infrastruktur publik, serta peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat, PT IMN terus bertekad agar kehadirannya dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Dari sekian banyak yang telah diberikan PT IMN melalui program CSR-nya, belum lama ini CSR PT IMN melakukan kegiatan basic life saving certificate atau Program Pelatihan Penyelamatan Dasar sebagai upaya membentuk tim tanggap darurat di kawasan wisata Pulau Merah, (12-14/3) lalu. Yakni, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari seluruh kelompok kerja dan tim penyelamat pantai. Khususnya, pada tahap pertolongan pertama (first aid), sebelum bantuan dari pihak luar datang. 

Local Business Initiative Supervisor PT IMN, Musmin Nuryandi mengungkapkan, kegiatan first aid tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan PT IMN. Bekerjasama dengan Balawista Kabupaten Badung, Bali dan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari relawan tanggap bencana Kecamatan Pesanggaran (11 orang), Pokja Wisata/LMDH Desa Sumberagung (11 orang) dan tim tanggap darurat PT IMN (8 orang). Kegiatan tersebut selain untuk menjaga hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, juga untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa PT IMN sebagai perusahaan selalu menjalankan tanggungjawab sosialnya.

“Kita (PT IMN, red.) ingin meningkatkan kapasitas tim, pokja wisata pengelola di Pulau merah. Karena seperti yang sudah kita semua ketahui, animo masyarakat lokal dan mancanegara terus meningkat. Dan tentu agar wilayah pantai ini semakin menarik, tentu kita harus siapkan sarana dan prasarana yang lain. Salah satunya, mencoba memfollow SDM yang ada, khususnya untuk tim penyelamat pantai,” ungkap Musmin kepada wartawan ini dengan penuh keyakinan.

Senada, Manajer Safety Health and Environment (SHE) PT IMN, Mujiono mengaku jika kegiatan tersebut justru akan meng-upgrade skill dari para Pokja Pengelola Wisata Pulau Merah. Sehingga dengan ter-upgrade-nya skill para pokja wisata tersebut, otomatis akan memberikan dampak dengan semakin meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Merah tersebut.

“Dengan semakin kompetennya teman-teman pengelola wisata ini, sehingga para wisatawan ini semakin save, lebih secure. Yuk wisata yuk ke Pulau Merah. Karena apa? Karena ada tim pengelola wisatanya yang sudah terlatih lho,” katanya memberikan alasan.

Di sisi lain, lanjutnya, keberadaan RTB (Relawan Tanggap Bencana) atau Tagana (Taruna Tanggap Bencana) Kecamatan Pesanggaran tersebut, mau tidak mau suatu saat jika ada bencana akan mengelola pertolongan di air. Dengan demikian, PT IMN memandang perlu untuk meningkatkan skill pokja wisata tersebut.

“Harapannya, meningkatkan bargaining power untuk wisata Pulau Merah dan teman-teman RTB ini juga meningkatkan skill-nya. Sehingga di akhirnya nanti akan semakin banyak jiwa yang bisa tertolong. Kenapa? Karena skill-nya sudah semakin tinggi,” jelasnya.

Bahkan, setelah dilakukannya pelatihan tersebut ditemukan jika pengelola wisata berpeluang menjadi anggota KONI. Atas dasar tersebut PT IMN menarget tiga sasaran. Yakni, jangka pendek dengan membentuk struktur kepengurusan, jangka menengahnya akan meng-upgrade fasilitas-fasilitasnya. Seperti, tower, tele, seragam, sistem komunikasi dan sebagainya.

Sedangkan jangka panjangnya, sepertinya agak lama, karena ada stimulus. Bahkan ada trainernya dari Bali bahwa pengelola wana wisata ini berpotensi menjadi anggota KONI, selama dia mempunyai delapan cabang. Dan saat ini, harapannya jangka panjang ini menjadi bagian itu (anggota KONI, red.). Tapi itu terlalu panjang lah. Target kami, pendek dulu dan menengah. Tapi ke depan, seperti itu,” tandasnya. (Den maz)


Berkomitmen Menjaga Keselamatan Mitra Kerja dan Lingkungan

Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk bertanggungjawab baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan, PT IMN sangat memperhatikan pentingnya keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan sekitarnya.  Hal tersebut dibuktikan dengan adanya salah satu departemen yang khusus menangani persoalan tersebut, yakni Safety Health and Environment (SHE). Lantas, sejauhmanakah peranan departemen tersebut dalam mewujudkan CSR PT IMN?

Safety is not policy, but safety is value. Kalimat itulah yang disampaikan Manajer Safety Health and Environment (SHE) PT IMN, Mujiono saat membuka pembicaraannya. Menurutnya, dengan program K3LH (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup), departemennya terus berupaya mengembangkan program tersebut agar dapat meminimalisir tingkat resiko kerja sebagaimana standar yang telah ditetapkan. Sehingga setiap terjadi persoalan sekecil apapun di dalam lingkungan kerja selalu direspon dan dikaji agar tidak terulang kembali.

Mujiono menyebutkan, program K3LH tersebut menjadi satu kesatuan program perusahaan yang terintegrasi antara departemen yang satu dengan departemen lainnya. Oleh karenanya, untuk mengembangkan program tersebut, pihaknya mendefinisikan program K3LH itu menjadi empat pilar utama. Yakni, mulai dari analisa resiko, project plan, Complain Indonesian Regulation atau mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta berdasarkan insidenkis atau kejadian yang pernah terjadi.

“Jadi, untuk pekerjaan pada sifatnya yang khusus kita men-develop program K3LH itu tadi ada program yang namanya JSA (Job Safety Analize). Jelasnya analisa pekerjaan pada spesifik pekerjaan tertentu. Jadi spesifik pada pekerja, kemudian program itu dikembangkan pada analisis resikonya,” kata pria asal Ponorogo itu kepada wartawan ini.

Setelah dilakukan rencana project ke depan melalui project  plan, lanjutnya, kemudian program K3LH tersebut dikembangkan lagi menjadi Complain Indonesian Regulation. Yakni dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Yakni, UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta Kepmen No. 55K terkait keselamatan khusus di pertambangan. Setelah itu, di-develop lagi berdasarkan insidenkis atau kejadian kecelakaan yang pernah terjadi agar tidak terulang kembali pada tahap selanjutnya.

“Kalau misalkan tidak pernah terjadi, bukan berarti tidak ada program. Melainkan ada brainstorming dibandingkan dengan perusahaan yang sepadan dengan nature of bisnis yang sama pada state yang sama. Sehingga dari awal bisa kita kelola, dan kita sudah  punya perencanaan akan hal itu,” jelasnya.

Dengan adanya perencanaan tersebut, lanjut pria yang menggeluti dunia pertambangan sejak 1995 itu, maka program tersebut di-develop ke program implementasi. Yakni, karena pola pikir keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan adalah pola pikir yang terintegrasi, maka semua segmen departemen di perusahaan ikut bertanggungjawab kepada program K3LH tersebut.

“Jadi bukan departemen kami saja yang bertanggungjawab pada program K3LH ini, departemen kami kalau boleh dibilang hanya sebagai fasilitatornya untuk meng-incorrect ke departemen yang lain. Karena kalau yang gembar-gembor departemen kami yang lainnya tidak ada yang melaksanakan, ndak ada gunanya. Maka sistem itulah yang disebut integrated occupational health and safety management system. Jadi sistem keselamatan kesehatan kerja lingkungan tadi digabungkan dengan sistem manajemen secara umum,” tegas Mujiono.

Untuk itu, kini program yang baru dilaksanakan adalah performance . Yakni bagian keselamatan bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dalam artian, aman untuk tenaga kerjanya, baik employee, kontraktor, visitor, maupun konsultannya.

“Jadi itulah bagian dari komitmen perusahaan bahwa perusahaan berkomitmen, beri’tikad menjaga keselamatan mitra kerjanya. Karyawannya, kontraktornya, visitornya, dan konsultannya. Yang pertama aman untuk orangnya, yang kedua aman untuk peralatannya. Yang terakhir aman tidak berdampak kepada faktor lingkungan. Sekali lagi, safety is not policy, but safety is value,” tandas pria berkumis tebal itu. (Den maz)

Wisuda IKIP PGRI Bali Ke-XXVIII; Penuh Prestasi


Denpasar: Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Bali, kembali mewisuda para mahasiswanya. Tercatat sebanyak 514 orang, dari lima fakultas pendidikan, yakni Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Sastra, IPS, Olah Raga Kesehatan dan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, akan kembali dikukuhkan sebagai sarjana baru lulusannya.

Pengukuhan sarjana baru IKIP PGRI Bali itu, direncana digelar secara seremonial di Grand Bali Beach Hotel, pada Selasa, 22 Mei 2012 (esok red), pukul 9.30 Wita, yang akan dipimpin secara langsung oleh Rektor Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum, dengan pendamping unsure rektorat institusi perguruan tinggi setempat.

Wisuda gelombang pertama tahun akademika 2012/2013 yang akan digelar esok itu (22/05/2012 red) diakui Made Suarta, sedikit berbeda dengan pelaksanaan tahun sebelumnya. Terdapat kebanggan, secara khusus yang dirasakan dirinya sebagai rector, atas gelimang prestasi yang mampu ditorehkan mahasiswa-mahasiswa unggulannya.

Torehan prestasi, kata Made Suarta, baik tingkat nasional maupun internasional dengan peraihan medali emas oleh beberapa Srikandi perguruan tingginya. Diantaranya, dalam cabang tinju tingkat nasional, medali emas diboyong oleh Ni Luh Gede Yeni Wahyu Dewi. Sebagai juara satu Kejurnas tinju amatir dengan memperebutkan piala Wakil Presiden RI di Jakarta pada 24-29 Maret 2012.

Medali emas lainnya diboyong oleh Luh Gede Arista Dewi, dari kejuaraan Vivinam (sejenis kejuaraan cabang beladiri red) tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Negara Kambodia.

“Satu kebanggaan lainnya, dengan prestasi brilian dari mahasiswa kami atas nama Putu Asteria Yuniarti. Sebagai terbaik satu tingkat Indonesia, menjadi duta Bali, memperebutkan Piala Ibu Negara Republik Indonesia dalam lomba Generasi Berencana (Gen-Re) dengan jumlah peserta 64 peserta dari 32 Provinsi,” ujar Rektor Made Suarta, dengan mimik kebahagiaan. Saat jumpa pers acara Wisuda Sarjana IKIP PGRI Bali Ke-XXVIII, di gedung kampus IKIP PGRI Bali. Senin, 21 Mei 2012, didampingi Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali, Drs. IGB Arthanegara, SH., M.Pd, Drs. Pande Wayan Bawa, M.Si, PR 2 sekaligus menjadi ketua acara wisuda, dan Drs. I Gusti Bagus Ardana Adnya, M.Si, PR 3 IKIP PGRI Bali.

Prestasi-prestasi itu, lanjut sang rector, akan secara otomatis menjadi sumber motivasi dan rasa percaya diri seluruh penghuni kampus. Dengan kondisi dan keberadaannya, IKIP PGRI ternyata mampu bersaing dengan berbagai perguruan tinggi lain se-Nusantara.

Arthanegara, bahkan menegaskan, peraihan prestasi itu, ditambah lagi dengan diraihnya dosen berprestasi atas nama Dr. A.A. Ngrh. Adhi Putra, sebagai terbaik tiga, dan peraihan juara harapan satu mahasiswa berprestasi, serta IKIP PGRI Bali sebagai terbaik satu lomba akreditasi, yang kesemuanya dari ajang Kopertis Se- Wilayah VIII perguruan tinggi swasta. Merupakan bukti, bahwa IKIP PGRI Bali dengan jumlah lulusan sebanyak 16.042 sarjana sejak 1988, bukan perguruan tinggi kampungan kendati keberadaan kampus dipinggiran, atau memang masuk wilayah kampung.

“Juga bukti bahwa IKIP PGRI Bali bukan perguruan tinggi murahan, kendati ada bea siswa serta biaya kuliah murah,” tegas ketua YPLP, kepada wartawan.

Arthanegara, juga menambahkan, kiprah YPLP yang turut mengawal keberhasilan IKIP PGRI Bali. Menyampaikan bentuk dukungan dan subangsih yayasan menunjang menggaungnya nama besar intitusi keguruan yang IP tertinggi pada Wisuda Sarjana Ke-XXVIII ini, diraih oleh mahasiswa pemilik nama Luh Gede Sri Hartini. Satu dari 514 mahasiswa yang mendapat predikat pujian dengan IP 3,84 dari Pendidikan Biologi.

Banyak hal, kata Arthanegara yang turut dilakukan pihak yayasan. Diantaranya, perbaikan sarana dan prasarana gedung serta tempat perkuliahan lainnya, semacam perlengkapan laboratorium di berbagai jurusan. Peningkatan SDM tenaga dosen sebagai upaya meningkatkan kualifikasi, salah satunya melalui pemberian biaya bagi dosen yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi.

“Seperti yang dilakukan oleh beberapa dosen sekarang ini, baik yang melanjutkan kuliah di UNUD, Universitas Malang, serta di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. Bahkan melalui yayasan, IKIP PGRI Bali saat ini telah memiliki 10 kandidat bergelar doctor,” ujar Arthanegara

Asteria Merasa Diabaikan Rektor

Sementara itu, Putu Asteria Yuniarti, Srikandi IKIP PGRI Bali sebagai duta Bali dalam ajang Gen-Re di tingkat nasional, dan berhasil memboyong piala Ibu Negara RI itu, berbagi kisah dengan awak media seputar perjalanan lomba yang diikutinya. Didampingi sang rector, Jegeg Bali yang akrab dipanggil Asteria ini, menuturkan pengalamannya saat sempat merasa diabaikan sang rector.

“Saya sempat merasa kecewa pada pak rector, ketika tidak sepatah kata pun memberikan ucapan selamat pada saya. Padahal saya sudah dinyatakan oleh juri, sebagai juara satu,” kata Teria, dengan senyum khasnya, mengenang kembali kejadian yang dialaminya saat di Jakarta.
Banyak hal, yang dituturkan Srikandi asuhan Made Suarta itu. Mulai dari ajang lomba Bimbingan Konseling tingkat nasional digelar Universitas Negeri Malang pada Desember 2011, dan ia sebagai juara satu, hingga Lomba Media Bimbingan Konseling dan Permainan Edukatif yang digelar Universitas Sebelas Maret Semarang pada Maret 2012 yang kategori juara satu juga diraih olehnya.

Terakhir, kata Asteria, pada bulan yang sama, atau Maret 2012, sebelum berangkat ke Jakarta ia mengikuti lomba yang sama (Gen-Re red) yang diadakan BKKBN Provinsi Bali. Diikuti oleh mahasiswa PTS, PTN se-Bali, hinga kahirnya ia lolos sebagai juara pertama.

“Pada kejuaran provinsi itu, jumlah pesertanya sekitar 18 orang mahasiswa. Diuji kompetensi untuk menentukan yang berhak mewakili Bali dalam ajang nasional dengan memperebutkan piala Ibu Negara itu,” katanya.

Sementara itu, mendengar mahasiswanya mengenang perasaan kecewanya saat kabar kategori juara satu tingkat nasional yang dikabarkannya melalui SMS (sort message service) tidak ia jawab. Bahkan, juga tidak ia jawab saat dihubungi melalui ponsel miliknya, rektor Made Suarta, menuturkan alasannya.

Suarta beralasan, adanya perasaan pesimis yang menyelimutinya ketika sesi akhir perjuangan Srikandi perguruan tingginya itu. “Padahal sebelum babak akhir lomba, saya dan Asteria terus berbalas SMS seputar perkembangan lomba. Namun ketika sesi akhri, atau saat penentuan juara, terbersit rasa takut dipikiran saya. Takut dengan informasi kekalahan yang disampaikan. Alhasil, saya putuskan untuk tidak membaca SMS, serta menerima panggilan dari pihak manapun,” seloroh Made Suharta, sembari tersenyum ketika turut mengenang kejuaraan yang diikuti Asteria. (Mwn)

Grasi Corby


BNN Denpasar:

Grasi Schapelle Leigh Corby Si Ratu Mariyuana Di Kabulkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono

Wajah Schapelle Leigh Corby terlihat begitu berbinar-binar ketika mendengat pengajuan Grasinya di setujui Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Perasaan Kebahagian dan haru bercampur aduk. Perjuangannya untuk mendapatkan pengampunan yang tak kenal lelah kini menuai hasil.

Presiden SBY telah mengabulkan permohonan Grasi yang di ajukan Corby, dan Surat Keputusan Grasi itu tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22/G Tahun 2012 Yang diterbitkan pada 15 Mei 2012. Dalam Grasi tersebut disebutkan, bahwa Schapelle Leigh Corby atau yang biasa disapa Corby mendapatkan potongan hukuman selama lima tahun.

Hukuman yang mestinya harus dijalani 20 Tahun kini hanya menjadi 15 Tahun, namun narapidana kasus narkotika itu tetap harus membayar denda Rp.100 juta meski mendapatkan diskon hukuman.

Tentu saja pengumuman dikabulkannya Grasi untuk Corby membuat Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, dimana Corby ditahan, terlihat sangat sibuk. Media massa dari Dalam Negeri maupun Luar Negeri banyak berdatangan untuk meliput dan mendapatkan informasi.

Keluarga Corby juga menyambut gembira kabar tersebut dan sangat berterima kasih kepada Presiden SBY yang telah mengabulkan Grasi Corby, dan mereka semua berdatangan untuk mengunjungi Corby d Lapas Kerobokan, Rabu 23 Mei 2012.   
Sekedar catatan, delapan tahun yang lalu tepatnya 2004 silam , Sshapelle Leigh Corby tertangkap di Bandara Ngurah Rai dalam usaha menyelundupkan narkotika jenis ganja seberat 4,2 kilogram. Oleh Pengadilan Negeri Denpasar, dia di jatuhi hukuman 20 tahun penjara denda Rp. 100 juta subsider enam bulan kurungan.

Corby tidak menerima putusan itu dan melakukan upaya hukum, dengan menempuh banding, dan oleh Pengadilan Tinggi Denpasar Corby hanya di hukum 15 tahun penjara. Namun Corby tetap ngotot dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Setelah melalui proses persidangan MA justru menguatkan Vonis Pengadilan Negeri Denpasar, yakni penjara 20 tahun dengan denda Rp. 100 juta subsider enam bulan penjara.

Langkah terakhir yang dilakukan Corby mengajukan Grasi atau pengampunan hukuman ke Presiden RI dan dikabulkannya Grasi tersebut oleh Presiden SBY tertanggal 15 Mei 2012.

Namun Keputusan Presiden yang mengabulkan Grasi Schapelle Leigh Corby mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan, serta banyak pihak yang keberatan dan menyesalkan atas keputusan tersebut. (Roelly R )

RAPUHNYA RASA JIWA PERSATUAN INDONESIA


Oleh: Roelly Rosuli
Akhir-akhir ini kejadian demi kejadian yang di pertontonkan oleh segelintir kelompok dengan mengatas namakan kebenaran dan kebaikan terhampar di bumi Indonesia, tanah air tercinta kita. 

Klaim satu kelompok bahwa kelompok atau kubunya yang paling benar seakan-akan sudah merasuk  dalam sumsum sanubarinya, sehingga menganggap kelompok lainnya yang tidak sesuai dan tidak sejalan  dengan patron garis ajaran atau organisasinya adalah kelompok yang salah dan harus di bumi hanguskan.

”Kita sudah banyak melihat dari tayangan telivisi maupun berita yang di lansir media cetak, berbagai masalah yang terjadi di selesaikan dengan pertumpahan darah”. Tawuran antar pelajar dan antar mahasiswa, bentrokan antar kampung serta saling serang antar kelompok pemuda, perusakan tempat ibadah telah menghiasi berbagai pemberitaan.

Berapa banyak sudah jatuh korban dan kerugian ynag diderita dari setiap peristiwa tersebut. Banyak orang tua, anak-anak, perempuan-perempuan dan keluarga yang telah kehilangan salah satu anggota keluarga yang dicintainya. 

Belum lagi perseteruan elite politik semakin menambah panasnya atmosfer kehidupan bernegara. Ajang adu kekuatan lebih menonjol ketimbang duduk bersama untuk mencari solusi. Penyelesaian dengan cara musyawarah dan persaudaraan sudah terabaikan..mengapa demikian ?

Keadaan ekonomi dan kesenjangan social serta gesekan dari para perebut kebenaran, mungkinkah yang menjadikan rapuhnya jiwa  persaudaraan itu ? sehingga setiap perselisihan harus di selesaikan dan berakhir dengan petaka, bahkan hilangnya nyawa. Mengapa bangsa ini gampang sekali tersulut emosinya, gampang membara api kemarahannya ?

”Bukankah masih ada jalan keluar yang bisa di tempuh untuk mengakhiri semua perselisihan itu”. Bangsa ini sudah menjadi bangsa yang terkoyak, bangsa yang tidak bermoral, tidak ada lagi rasa saling menghormati, saling mengasihi satu dan lainnya.

Kebenaran sejati terabaikan dan yang ada adalah mencari pembenaran diri. Jati diri bangsa Indonesia yang terkenal dengan budaya keramah tamahannya dan saling tepo seliro ( red,saling menghormati ) seakan-akan  sudah mulai hilang. Mungkinkah rasa sabar, rasa syukur, ikhlas dan rasa cinta telah luntur dari jiwa bangsa ini ? sehingga yang nampak hanyalah kesombongan dan kebrutalan dalam bersikap dan mengambil suatu kesimpulan dengan mengabaikan norma-norma  yang ada. 

Semestinya setiap perbedaan di jadikan pelajaran dan di cari jalan keluarnya, dengan mengedepankan kepentingan bersama dan mengesampingkan  kepentingan pribadi maupun kelompoknya, semua punya kepentingan dan keinginan, maka kita satukan persepsi tersebut, kita ambil yang terbaik dari yang terbaik, demi terealisasinya sebuah perdamaian.  Dan apabila hal ini yang di jadikan landasan dalam setiap persoalan, di yakini semuanya pasti akan berakhir dengan perdamaian dan kebahagiaan.NASIONALISME

Perdamaian dan persatuan tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, aparat dan para pemuka agama serta tokoh adat maupun tokoh masyarakat namun juga harus menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita bersama untuk bisa menciptakan lingkungan yang aman dan penuh dengan perdamaian. Lalu apa yang harus kita lakukan agar bisa tercipta rasa persatuan dan perdamaian tsb ? 
Beberapa pilar/benteng kepribadian diri yang mungkin bisa di jadikan renungan, agar kita mampu terhindar dari sesuatu yang mencelakakan.                   
I.SABAR
Setiap persoalan yang mengemuka dan berujung dengan bentrokan, di karenakan rasa marah yang gampang meletup. Kesadaran dan emosi yang tidak terkontrol dan ego yang tak terkendali menjadi penyebab prilaku yang kurang bijak dalam mengambil setiap kesimpulan atau keputusan. Rasa sabar yang kurang akan menyebabkan ketimpangan dalam diri kita, seharusnya apapun yang di gariskan Tuhan kepada kita, itu adalah suratan nasib  dan kita harus tetap sabar menghadapi dan menjalaninya serta melakukannya dengan sebaik-baiknya tugas dan kewajiban kita. Ingatlah “ Tuhan selalu bersama orang-orang yang sabar “.

II.SYUKUR
Kesenjangan social dan himpitan ekonomi tidak harus di jadikan alasan untuk mencari pembenaran diri. Tidak harus dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kita harus tetap mensyukuri apapun yang sudah di berikan Tuhan kepada kita, rasa iri dan dengki adalah penyakit hati yang sangat berbahaya dan sebisa mungkin harus kita hindari. Kegelisahan dan keresahan dalam menghadapi persoalan hidup di karenakan kurangnya rasa syukur kita kepada Tuhan, kurangnya penghambaan diri kepadaNYA, oleh karena itu tanamkan rasa syukur itu dalam jiwa kita, agar kita bisa menghadapi hidup ini dengan perasaan damai.

III.IKHLAS
Tuhan menciptakan dunia ini dengan dua perkara, ada siang dan malam, baik dan buruk, suka dan duka, kebabahagiaan juga penderitaan, pria dan wanita, si kaya dan simiskin de el el. Dari penciptaannya yang berbeda tersebut, di harapkan agar kita bisa mengambil suatu pelajaran bahwa dalam hidup ini pasti tidak mungkin bisa sama, semua sengaja diciptakan berbeda, namun kita harus bisa menerimanya dengan rasa suka dan ikhlas. Begitu pula terhadap lingkungan kita, dari perbedaan itu kita harus bisa hidup berdampingan dengan rukun dan saling menghormati. Kita harus meyakinkan diri kita bahwa semua pemberian maupun ketentuan Tuhan pasti ada maksud dan tujuannya. Ada rencana Tuhan yang terbaik bagi diri kita.

IV.CINTA
Semua kejadian yang selalu berakhir dengan perasaan pilu dan miris bagi kita di sebabkan karena kurangnya rasa CINTA, tidak ada lagi perasaan cinta kepada saudara sebangsa dan setanah air. serta terkikisnya rasa cinta kepada perbedaan yang sudah menjadi kodrat bagi manusia. Bila kita menanamkan perasaan cinta itu dalam diri kita, cinta kepada Tuhan maupun cinta kepada sesama, maka tidak akan ada pengingkaran diri kita kepada Tuhan, dan tidak akan pernah pula terjadi sentuhan atau gesekan yang menyebabkan perpecahan dalam hidup bermasyarakat, akan tetapi hidup yang bermatabat dalam kebersamaan. Maka jadikanlah cinta kepada ILAHI dan sesama sebagai sesuatu yang paling utama.       

Sumpah pemuda yang selalu kita peringati setiap tgl 28 Oktober, mari kita jadikan momentum dan landasan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, dan tetap mengingat  bahwa kita bersaudara, setanah air, sebangsa dan sebahasa, semua anak bangsa, anak Indonesia. 
Tidak ada sekat antara kita, tidak ada perbedaan, yang ada kita satu saudara, dan juga satu dalam suka dan duka. 

Hidup memang selalu penuh persoalan dan masalah, kita mempunyai persoalan dalam hidup kita, bangsa ini kini juga sedang ada masalah, masalah kita bersama, masalah yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikannya. Mari kita duduk bersama dengan mengkesampingkan segala perbedaan dengan satu tujuan untuk mencari penyebab sakitnya jiwa bangsa ini, agar bangsa ini segera keluar dari semua persoalan.
Sekedar catatan untuk selalu diingat dan dijadikan pedoman dalam hidup bernegara !! 

SUMPAH PEMUDA  

KAMI BANGSA INDONESIA BERTANAH AIR SATU TANAH AIR INDONESIA                                                                                                            
KAMI BANGSA INDONESIA BERBANGSA SATU BANGSA INDONESIA                                                                                      
KAMI BANGSA INDONESIA BERBAHASA SATU BAHASA INDONESI

GROUND BREAKING PT.SEMEN BOSOWA BANYUWANGI OLEH MENTRI PERINDUSTRIAN


BNN Banyuwangi: Peletakan batu pertama atau Ground Breaking Peresmian pabrik semen PT. Semen Bosowa di Lingkungan Desa Tanjung Kelurahan Bulusan Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi, Senin 07 Mei 2012 dilakukan oleh Menteri Perindustrian MS. Hidayat.

Bosowa Grup akan membangun pabrik semen di Banyuwangi senilai Rp. 773.45 Miliar. dan Pembanguna pabrik ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar di wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat yang cukup besar.

Ikut dalam Rombongan Menteri Hidayat, Ketua Komisi Ekonomi Nasional Chairul Tanjung dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Namun menjelang kedatangan Menteri MS. Hidayat sempat diwarnai aksi demo penolakan proyek pembangunan pabrik semen Bosowa oleh puluhan penggiat aktifis lingkungan yang mengatas namakan Lembaga Swadaya Masyarakat Gabungan Aktifis Peduli Lingkungan Sewilayah Blambangan (LSM Galang Seblang).

Dengan membawa berbagai poster yang bertuliskan penolakan terhadap rencana pembangunan pabrik semen yang berkapasitas 1,2 juta ton pertahunnya ini, mereka juga melakukan orasi secara bergantian.

Dalam orasinya LSM Galang Seblang, tidak mempermasalahkan investor masuk Banyuwangi, namun terpenting semua sudah memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku dengan tetap mampu menjaga lingkungan.

“LSM Galang Seblang tidak menolak siapapun para investor masuk Banyuwangi untuk berinvestasi di sini, yang penting sesuai dengan aturan dan prosedur yang benar dan terpenting tidak berdampak pada ikosistem lingkungan. Karena bila kita tidak jeli dalam melihat tujuan pembangunan pabrik ini, kelak kita akan menyesal, dampaknya masyarakat kita yang akan menanggung akibat yang ditimbulkan oleh pabrik semen tersebut.” Kata salah satu aktifis dalam orasinya

Untuk itu kita menuntut pemerintah untuk menunda dan mengkaji ulang bagi proyek pembangunan pabrik Bosowa. Apalagi dengan sangat jelas Bosowa telah melakukan pelanggaran RTRW, dengan mendirikan pabrik masuk pada jalur hijau dan kawasan perhotelan, dan Bosowa juga dituding memalsukan data  pada saat penyusunan AMDAL, jadi izin pembangunan pabrik ini harus ditinjau lagi dan untuk sementara ditunda pembangunannya.” Tambahnya   
Dan bila tuntutan kami ini tidak mendapatkan jawaban dan respon yang baik, maka kami akan menuntut melalui jalur hukum.” Timpal aktifis lainnya

Demo sempat berhenti pada jam 10.00 Wib akan tetapi tidak berselang lama mereka melakukan demo lagi dan demonstrasi benar-benar bubar 15 menit menjelang rombongan Menteri Hidayat yang datang tepat jam 11.00 Wib

Puluhan aparat TNI dan Polisi diterjunkan untuk berjaga-jaga dan mengamankan kedatangan rombongan Menteri Perindustrian MS. Hidayat. Sedangkan didalam area tempat acara dilangsungkan terlihat puluhan anggota Banser. (Roelly R)

Kantor Baru BNN Bali Dipelaspas


Denpasar: Kantor BNN (Badan Narkita Nasional) RI Provinsi Bali, yang diresmikan sejak 2 Maret lalu oleh Gories Mere, Ketua BNN RI Pusat, dipelaspas. 
Upacara pemelaspasan atau sejenis upacara keagamaan umat Hindu dengan tujuan membersihkan objek upacara dalam hal ini kantor baru BNN Provinsi Bali, dipandu langsung oleh salah satu pemuka agama, Pedanda asal Griya Yang Batu, Renon, Denpasar. Dihadiri secara langsung Kombes Pol I Gusti Ketut Budiarta, Ketua BNN Bali, beserta sebagian besar staf atau jajaran pegawai kantor setempat.

Ditemui usai pelaksanaan prosesi upacara, Budiartha, menuturkan harapannya dalam mengomandani BNN RI Provinsi Bali kedepan. Kantor yang berlokasi diseputuran Jalan Kamboja, Denpasar, diharapkan membawa dampak baik terhadap institusi dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Minimal mampu menekan peningkatan kasus yang terjadi di Bali, prediksi sekitar 15 % lebih meningkat dari tahun sebelumnya.

“Yah, kita berharap. Dengan menempati kantor baru ini, kiprah kami dalam menjalankan fungsi dan tugas bisa lebih baik dari sebelumnya. Lebih berhasil lagi dalam pemberantasan peredaran narkoba di Bali,” ujar Budhiarta, kepada wartawan.

Dalam kantor baru yang telah diresmikan secara skala oleh ketua BNN RI Pusat, serta secara niskala oleh prosesi upacara melaspas dalam menetralisir aura negative itu, kata Budiarta, akan ada penambahan personil. Akan lebih banyak lagi unsure Polda Bali dari bebagai kesatuan, terlibat langsung dalam tugas yang di emban BNN. Akan secara bersama menekan peredaran gelap narkoba yang disinyalir lebih modern dari sebelumnya.

“Begitulah kejahatan. Lebih canggih teknologi, lebih canggih juga pergerakan para pelaku kejahatan atau secara khusus pengedar barang haram itu. Namun demikian, kami pun telah mempunyai pola baru dalam menanganinya. Bersama-sama teman dari Polda Bali, berupaya maksimal menekan, atau menimilisir peredaran barang haram itu,” katanya. (TB/Mwn)



Kasus Supir; Warga Sukawati Menyangsikan Adilnya Peradilan


Denpasar : Upaya ratusan warga Desa Adat Telabah, Desa Sukawati, yang berharap  
agar Drs. I Ketut Supir, terdakwa kasus parkir sidang Tipikor di Pengadilan Tipikor Denpasar, dibebaskan dari segala tuntutan terus berlanjut. 

Vonis 1 tahun 6 bulan penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim dengan ketua Istiningsih Rahayu, SH., M.Hum, pada sidang 23 April lalu, seolah semakin mengobarkan semangat mereka, untuk terus berupaya, memperjuangkan nasib pria yang dianggap telah berjasa dalam kemajuan pembangunan desanya.

Tidak hanya itu, menganggap sidang telah direkayasa, dugaan, I Ketut Supir sebagai korban ketidak adilan, menjadi korban kepentingan karir, pun terus dikumandangkan warga. 

Dilontarkan seiring ragam pertanyaan terkait kejanggalan sidang, disuarakan dengan lantang penuh geram pertanda besarnya amarah warga pada putusan yang dianggapnya timpang itu.

Menurut warga, banyak hal yang sengaja tidak diungkap dalam persidangan padahal ada keterkaitan dengan kasus yang disidangkan. Diantaranya, perlengkapan Gong, Armada pengangkut sampah dan beberapa bak sampah, yang menurut warga dibeli menggunakan anggaran yang dituduhkan pihak Kejaksaan Gianyar sebesar 276 juta Rupiah lebih itu diselewengkan oleh Ketut Supir padahal penggunaan sudah sepengetahuan desa.

“Harusnya, itu menjadi barang bukti dalam persidangan. Karena dibeli oleh anggaran yang dituduhkan pihak Kejaksaan Gianyar ‘dikorupsi’ padahal telah sepengetahuan pihak desa. Belum lagi bendahara desa yang jelas-jelas terungkap dalam sidang, menyelewengkan dana sebesar 84 juta Rupiah untuk kepentingan pribadi. Kenapa tidak turut diadili?” urai warga yang mengenalkan diri, bernama Sudana, kepada wartawan, saat berkumpul dengan beberapa warga lain di rumah kediaman I Ketut Supir, Banjar Adat Telabah, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Selasa, 2 Mei 2012.

Sudana, bahkan menuturkan, warga Desa Adat Telabah, diakui sekitar 251 warga, telah sepakat untuk mengadukan kasus tersebut ke pihak terkait. 
Melalui surat yang dilengkapi pembubuhan tandatangan 251 warga itu, ditujukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi Bali, tembusan kepada, Presiden dan Wakil Presiden RI, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung, Gubernur Bali, Ombudsman Bali, Kejaksaan Tinggi Bali dan Komnas HAM.

Isi yang termuat dalam surat itu, kata Sudana, intinya mengharapkan keadilan yang seadil-adilnya. Itu selain berharap agar bisa menjadi bahan pertimbangan terkait kejanggalan persidangan dan perlakuan pihak Kejaksaan Gianyar saat memproses kasus sebelum akhirnya diajukan sebagai perkara sidang Tipikor di Pengadilan Tipikor Denpasar.

“Mudah-mudahan, saya mewakili warga lainnya, berharap agar surat ini bisa membuka tabir dibalik kasus yang menimpa saudara kami (dimaksud I Ketut Supir red) ini,” ujar Sudana, sembari memberikan copyan surat tersebut.

Seperti diakui Sudana, surat sebanyak 2 lembar HVS tertanggal 2 Mei 2012, itu memang berisi tanggapan-tanggapan warga terkait kasus yang menimpa I Ketut Supir. Mengungkap fakta-fakta yang konon sengaja dilewatkan pihak tertentu untuk kepentingan pribadi. Bahkan diantara baris kalimatnya, tertulis kesimpulan warga, “SUPIR” (I Ketut Supir red), dijadikan target hukum oleh penegak hukum maupun pelapor. Itu, menurut isi surat, salah satunya dilakukan oleh salah seorang mantan jaksa yang anaknya menjadi salah satu Jaksa di Kejaksaan Gianyar.
“Surat ini, segera kami kirimkan,” pungkas Sudana, begitu.

Sekedar untuk diketahui, kasus parkir yang menyeret I Ketut Supir itu sendiri, berawal adanya kerjasama kelola perparkiran di Desa Sukawati. Antara Desa Adat Sukawati sebagai pemegang mandat Pemkab Gianyar dalam urusan retribusi parkir diwilayah desanya, dengan Yayasan Widia Swara yang diketuai Drs. I Ketut Supir mulai periode 2006 hingga 2010.

Dalam kerjasama kelola itu, pihak yayasan bersama desa adat mendapatkan bagian 40 %. Sedangkan 60 % sisanya, merupakan hak Pemkab Gianyar yang wajib disetor melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar.

Setelah sekian tahun berjalan, pihak kejaksaan Gianyar mengaku mendapat laporan adanya penyimpangan anggaran parkir yang dikelola yayasan itu. Hingga kemudian, terjadilah pemanggilan I Ketut Supir, sampai jatuhnya vonis bersalah oleh Majelis Hakim dengan ketua Istiningsih Rahayu, SH., M.Hum, pada sidang Tipikor di Pengadilan Tipikor Denpasar, 23 April 2012.

Memutuskan bersalah pada terdakwa ( Ketut Supir red ), dianggap melanggar pasal 3 jo. Pasal 18 ayat 1 hurup b Undang-Undang (UU) No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 31 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. Dianggap sah dan meyakinkan, menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau koorporasi. (TB/Mwn)
SUKSESKAN PEMILU 2024 MENUJU INDONESIA RAYA
Terima kasih atas Kunjungan anda, Mohon tinggalkan Komentar

Recent Posts